Hi!Pontianak - Viral di media sosial video seorang siswa yang sedang menyeberangi sungai dengan berjalan dan berpegang di tali. Peristiwa ini terjadi di wilayah Kecamatan Segedong Kabupaten Mempawah, Kalbar.
Aksi siswa yang masih berseragam sekolah itu direkam oleh teman-temannya yang sama-sama akan pergi ke sekolah.
"Lihat pengorbanan kamek, tengok sampai ade yang manjat, ramainya. Ati-ati woi, baek kau tercebur," ungkap siswa yang merekam aksi tersebut.
Dalam video berdurasi sekitar 1 menit itu, tampak teman-temannya juga khawatir terhadap siswa yang nekat menyeberang itu.
"Tak bise dah situ tu, basah sepatu die tu," kata teman-temannya yang sebagian juga ada berteriak.
Diketahui dikarenakan jembatan penghubung Desa Peniti Besar dan Desa Peniti Dalam II itu terputus, terpaksa para siswa harus menyeberang menggunakan jembatan apung.
Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Peniti Besar, Kasdik, membenarkan peristiwa tersebut. Video itu saat siswa hendak berangkat ke sekolah pada Kamis pagi, 4 September 2025.
“Memang benar video viral itu terjadi di wilayah kami Desa Peniti Besar. Sungai yang dilewati siswa tersebut merupakan penghubung antara Desa Peniti Besar dengan Peniti Dalam II,” jelasnya.
Namun Kasdik memastikan, kejadian seperti yang terekam video itu disebabkan ulah oknum siswa nakal yang mengikat jembatan apung sehingga tidak dapat digunakan oleh siswa lainnya.
“Kejadiannya itu ada oknum siswa nakal yang sudah menyeberangi sungai duluan. Setelah tiba di seberang, siswa nakal ini mengikat tali jembatan apung atau pelampung sehingga tidak bisa ditarik kembali oleh siswa lain,” ungkapnya.
Sehingga salah seorang siswa nekat berjalan di atas tali untuk menyeberangi sungai. Kemudian melepaskan ikatan tali sehingga jembatan apung bisa digunakan oleh puluhan siswa lainnya.
“Setelah ikatan tali dilepaskan, maka pelampung bisa kembali di tarik dan dinaiki oleh puluhan siswa lainnya. Dan mereka pun bisa berangkat ke sekolah dengan menaiki pelampung seperti hari biasanya,” tuturnya.
Kasdik menepis berbagai narasi yang menyebutkan tidak adanya kepedulian dari Pemerintah Desa dalam memfasilitasi siswa yang akan berangkat ke sekolah dengan menyeberangi sungai.
“Sejak November lalu setelah 2 jembatan penghubung antara Desa Peniti Besar denga Peniti Dalam II roboh, kami langsung berinisiatif membuat pelampung yang dapat digunakan oleh warga maupun siswa untuk menyeberangi sungai. Jadi, sama sekali tidak ada persoalan seperti yang viral di media sosial,” pungkasnya.