Sejumlah tokoh organisasi lintas agama bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto, di Istana Negara, Jakarta, Senin (1/9) malam. Pertemuan itu membahas kondisi negara imbas demo rusuh pada Kamis (28/8) hingga Minggu (31/8).
Wakil Ketua Umum MUI, Marsudi Syuhud, mengungkapkan dalam pertemuan itu, Sekjen MUI Amirsyah Tambunan mewakili organisasi mereka.
Marsudi mengatakan, tokoh lintas agama mengimbau seluruh masyarakat Indonesia memperbaiki sejumlah kekurangan bangsa dengan cara yang baik.
"Ya kemarin dari MUI yang berangkat Sekjen ngikutin, yang dibahas ya tidak jauh dari yang kita sampaikan tadi," ujar Marsudi kepada wartawan, di Kantor MUI Pusat, Jakarta, Selasa (2/9).
"Kita mengimbau semua bangsa Indonesia agar bisa bareng-bareng memperbaiki yang masih kurang, memperbaiki yang masih belum baik, tapi dengan cara yang baik, itu intinya," jelas dia.
Ia menyebut, Prabowo mendorong tokoh lintas agama untuk terus menyuarakan perdamaian kepada umat.
"Ya, jelas [menyuarakan lagi pernyataan sikap ajakan perdamaian]," tuturnya.
"Memang harapannya, tidak hanya harapan Presiden kan, harapan semua tokoh-tokoh termasuk kita ini melaksanakan ini karena menginginkan bahwa bangsa Indonesia ini aman, damai," imbuh dia.
Marsudi menyinggung bangsa Indonesia bersyukur memiliki organisasi sosial keagamaan. Ia menyebut, hal itu justru tak dimiliki oleh negara lain, terutama negara di Timur Tengah.
"Yang Timur Tengah tidak mempunyai itu, kekayaan Indonesia mempunyai organisasi-organisasi sosial keagamaan. Seluruh agama-agama punya organisasi. Yang di bawah majelis, yang bareng-bareng dengan Majelis Ulama saja itu ada 87 organisasi," ucapnya.
"Keutamaannya jika ada masalah apapun, organisasi-organisasi ini bisa duduk bersama, seperti kemarin 16 organisasi di kediaman Presiden, dan dilanjutkan tadi malam organisasi-organisasi keagamaan dilanjutkan di Istana," ungkap dia.
Lebih lanjut, dengan kondisi itu, Marsudi menekankan permasalahan yang muncul di Indonesia pun lebih mudah diselesaikan.
"Ini keuntungan bangsa Indonesia. Di negara lain tidak punya, yang ketika punya masalah semacam ini agak kesusahan untuk menyatukan," kata dia.
"Tapi, ketika ada perbedaan politik di luar-luar, ada agama-agama, ada organisasi agama yang bisa duduk bareng untuk bisa menyampaikan bersama seperti tadi," pungkasnya.