Menteri HAM, Natalius Pigai, merespons kericuhan yang terjadi di depan kampus Unisba dan Unpas di kawasan Bandung, Jawa Barat. Dalam kericuhan itu, polisi menembakkan gas air mata hingga asapnya masuk ke dua kampus tersebut.
Pigai menjelaskan, pihaknya telah mendapat beberapa versi kejadian tersebut. Kemen HAM masih perlu melakukan pengecekan mandiri untuk memastikannya.
"Kementerian HAM mendapat beberapa informasi dan beberapa versi. Oleh karena itu Kementerian HAM akan cek di lapangan, apakah benar bahwa penegak hukum memasuki wilayah kampus yang menjadi bagian dari domain kebebasan akademik," kata Pigai dalam jumpa pers di kantornya, Selasa (2/9).
Menurut dia, permasalahan ini menjadi penting karena Presiden Prabowo Subianto menjunjung tinggi kebebasan akademik.
Jika benar adanya polisi yang terbukti memasuki wilayah kampus, Pigai meminta agar aparat itu ditindak tegas.
"Andaikan benar dipastikan bahwa ada aparat penegak hukum memasuki wilayah kampus, maka kami meminta institusi penegak hukum untuk memberikan atau melakukan proses hukum terhadap mereka yang melakukan pelanggaran," ucapnya.
Pada Selasa dini hari, Unisba dan Unpas dibuat heboh sebagaimana postingan di media sosial dengan narasi polisi dan TNI menyerang kampus, menembak gas air mata.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan memberikan klarifikasi, dan menyatakan bahwa saat itu petugas gabungan sedang melakukan patroli dengan skala besar, namun diadang oleh sejumlah massa yang memlokade jalan dan melempar bom molotove ke arah tim patroli yang direspons dengan tembakan gas air mata di depan kampus Unisba.