Lampung Geh, Bandar Lampung — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bandar Lampung menghentikan sementara distribusi program Makanan Bergizi Gratis (MBG) dari salah satu dapur penyedia, menyusul kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di Kecamatan Sukabumi, Jumat (29/8).
Sebanyak 247 siswa dari SDN 2 Sukabumi, SMPN 31 Bandar Lampung, dan satu SD di Campang Raya mengalami gejala keracunan usai mengkonsumsi MBG.
Dari jumlah tersebut, 12 siswa harus menjalani perawatan di rumah sakit dan puskesmas.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikbud Kota Bandar Lampung, Mulyadi menyebutkan, penghentian distribusi dilakukan khusus pada dapur penyedia yang diduga terkait kasus tersebut, sambil menunggu hasil uji laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Dinas Kesehatan.
“Khusus di dapur tersebut, MBG ini diberhentikan sementara sambil menunggu dari pihak BPOM dan Dinkes,” kata MulyadiMulyadi saat dikonfirmasi pada Kamis (4/9).
Ia menambahkan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan sekolah dan puskesmas setempat setelah menerima laporan.
“Yang pasti, kami di Disdikbud terus berkoordinasi dengan semua pihak agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Kami juga menanyakan makanan itu berasal dari dapur mana, karena kita ini kan hanya sebagai penerima program tersebut,” ujarnya.
Mulyadi juga menegaskan perlunya mekanisme pengawasan di dapur penyedia.
“Seharusnya pihak penyedia MBG mencicipi terlebih dahulu sebelum didistribusikan ke sekolah. Itu penting supaya tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Muhtadi A. Tumenggung, menjelaskan gejala yang dialami siswa meliputi mual, muntah, dan pusing.
“Gejala yang dialami siswa rata-rata mual, muntah, dan pusing. Kami terus memantau kondisi anak-anak yang dirawat maupun yang sudah pulang agar tidak ada gejala lanjutan,” kata Muhtadi.
Muhtadi menjelaskan, hasil uji awal menunjukkan adanya bakteri Escherichia coli (E.coli) dalam air bersih yang digunakan untuk mengolah makanan di dapur katering penyedia MBG di Tirtayasa.
Selain itu, inspeksi lapangan juga menemukan sejumlah pelanggaran standar kebersihan, mulai dari ruang penyimpanan hingga area pembuatan makanan.
Hingga kini, BPOM bersama Dinas Kesehatan masih melakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan terhadap sampel makanan dan lingkungan dapur penyedia untuk memastikan penyebab keracunan massal tersebut. (Cha/Put)