
Fakta mencengangkan kembali terungkap dalam sidang lanjutan kasus penembakan tiga anggota Polsek Negara Batin. Kopda Bazarsah, terdakwa utama, mengeklaim telah menjalin koordinasi dengan sejumlah aparat keamanan dan institusi lokal yakni polisi sejak awal operasional judi sabung ayam.
"Katanya (Kapolsek) lanjut aja dek, asal jangan buat keributan. Saya marah, sudah koordinasi ternyata tetap digerebek," ujar Bazarsah di hadapan majelis hakim, di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Senin (14/7/2025),
Bahkan Kopda Bazarsah mengaku praktik judi sabung ayam telah menjadi rahasia umum di wilayah Lampung dan dirinya sudah lama terlibat dalam aktivitas ilegal tersebut.
Bazarsah mengakui bahwa ketertarikannya pada sabung ayam berawal dari hobi pribadi. Namun dalam perjalanannya, hobi itu berkembang menjadi sumber pemasukan rutin, dengan arena judi yang digelarnya bisa dihadiri hingga 60 orang per hari dan digelar dua kali sepekan, setiap Senin dan Kamis.
“Saya tahu kegiatan ini berdampak negatif, tapi motivasi saya murni karena butuh uang tambahan,” ungkapnya blak-blakan.
Ironisnya, sebulan sebelum peristiwa penembakan, Bazarsah mengaku pernah hadir di lokasi judi sabung ayam yang digerebek di Tulang Bawang, Lampung. Meski menyaksikan penggerebekan langsung oleh polisi, ia tak merasa gentar atau mengambil pelajaran dari kejadian tersebut.
“Saat itu saya main di sana, tempatnya juga dikelola aparat gabungan dari tentara dan polisi,” bebernya.
Dalam pengakuannya, Bazarsah menyebut bekerja sama dengan Peltu Yun Heri Lubis, yang berperan sebagai penghubung dengan Polsek, Koramil, dan pihak perkebunan PTPN. Ia menyebut “koordinasi” sudah dijalankan sejak lama, termasuk menyetor uang sebesar Rp1 juta hingga Rp2 juta tiap kegiatan, tergantung dari ramai tidaknya arena.
Namun, penggerebekan oleh polisi tetap terjadi dan membuat Bazarsah merasa dikhianati. Ia menilai, setelah “koordinasi” dilakukan, seharusnya tidak ada tindakan represif.
Saat ditanya hakim, Kolonel CHK Fredy Ferdian Isnartanto, apakah statusnya sebagai anggota TNI membuatnya merasa kebal hukum hingga berani mengelola tempat judi, Bazarsah hanya mengangguk mengiyakan.