
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menganggarkan Rp 1,19 triliun untuk program andalannya, yakni Sekolah Rakyat.
“Alhamdulillah telah dibahas bersama Bappenas dan Kementerian Keuangan dan persetujuan final ABT-nya adalah Rp1,19 triliun,” ujar dia saat Rapat Kerja bareng Komisi VIII DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (7/7).
Gus Ipul menjelaskan, total anggaran Rp 1.193.999.000.918 itu akan digunakan untuk membiayai elemen-elemen pendukung di program Sekolah Rakyat.
Berikut rinciannya:
Kurikulum Rp 3 miliar
Rekrutmen seleksi guru Rp 119 miliar
Biaya operasional Rp 497 miliar
Biaya jaringan komunikasi data Rp 11 miliar
Biaya gaji tunjangan kinerja dan tunjangan profesi guru Rp 177 miliar
Biaya layanan sarana dan prasarana internal Rp 341 miliar
Biaya layanan perencanaan dan penganggaran Rp 900 miliar
Biaya layanan bantuan dan evaluasi Rp 1,59 miliar
Biaya layanan manajemen Rp 10 miliar
Biaya layanan umum Rp 15,5 miliar
Biaya layanan audit internal Rp 3,4 miliar
Dalam rapat ini, Gus Ipul juga memberikan update terkait persiapan Sekolah Rakyat yang akan di-launching pada waktu dekat.

“Untuk tahap 1 ada 100 lokasi sekolah rakyat yang insyaAllah ini akan mulai beroperasi pada tanggal 14 Juli yang akan datang,” ujarnya.
“Dari data terakhir yang sarana prasaranya siap sudah 63 titik. Sementara 37 titik lagi masih dalam proses finalisasi renovasi,” tambahnya.
Gus Ipul menjelaskan, dari 100 titik itu akan ada 256 rombongan belajar (rombel) yang ditampung. Rombel-rombel itu terdiri dari 6.130 siswa.
“Sementara yang 37 titik ini diusahakan juga akan beroperasi pada bulan Juli ini jika memungkinkan. Yang secara keseluruhan tahap 1 ini akan menampung 9.755 siswa,” ucap dia.
“Dibutuhkan 1.554 guru dan ada 3.390 tenaga kependidikan. Ini yang semuanya mulai dari siswa, guru dan tenaga kependidikan sudah rampung proses seleksinya,” tambahnya.
Sementara, tahap kedua Sekolah Rakyat diusulkan ada 202 lokasi. Menurut Gus Ipul, sekarang masih dalam tahap survei oleh Kementerian PU.
“Yang insyaallah nanti jika bisa diputuskan 100 titik maka akan menampung lebih dari 10.000 siswa. Dan dibutuhkan 2.180 guru dan 4.069 tenaga kependidikan,” ucapnya.
“Jadi yang tahap kedua ini diusahakan juga bisa di tahun 2025. Tetapi kami ingin laporkan bahwa yang tahap kedua ini masih sedang dalam proses penetapan kelayakannya oleh PU,” tandasnya.