PSIM Jogja tidak akan menggelar pesta besar pada ulang tahunnya yang ke-96 pada Jumat (5/9) lusa. Klub yang berdiri sejak 1929 itu memilih merayakan hari jadinya secara sederhana, hanya dengan doa bersama dan pemotongan tumpeng di internal manajemen.
Direktur Utama PSIM, Yuliana Tasno, menjelaskan keputusan tersebut diambil karena mempertimbangkan situasi nasional yang dinilai belum kondusif.
“Kami menghormati serta berkomitmen mendukung pemerintah kota untuk menjaga suasana tetap kondusif. Untuk itu, perayaan kali ini kami ajak seluruh keluarga besar PSIM untuk merayakannya dengan penuh syukur melalui doa masing-masing, tanpa perlu adanya kegiatan berkumpul,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Pandangan Jogja, Rabu (3/9).
Meski tanpa perayaan massal, PSIM tetap mengusung tema “96 Tahun Mengawal Warisan, Menyongsong Kejayaan”. Menurut manajemen, tema itu dipilih untuk menegaskan kembali peran PSIM sebagai penjaga tradisi sepak bola Yogyakarta sekaligus ajakan agar seluruh elemen klub dari manajemen, pemain, hingga suporter tetap menatap masa depan dengan optimisme.
Yuliana menambahkan, usia ke-96 menjadi momentum refleksi perjalanan panjang Laskar Mataram.
“Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, pada usia yang ke-96 ini PSIM telah berada di level liga yang sejak lama kita impikan,” kata Yuliana.
Hingga pekan ke-4 BRI Super League 2025/26, PSIM berada di peringkat keempat dengan mengumpulkan delapan poin, hasil dari dua kali menang dan dua imbang.