Dua kelompok suporter terbesar PSIM Jogja, Brajamusti dan The Maident, sepakat menyerukan agar perayaan ulang tahun ke-96 klub kesayangan mereka dilakukan tanpa konvoi. Sebagai gantinya, mereka mengimbau suporter menggelar doa bersama atau kegiatan sosial yang lebih bermakna, sekaligus menghormati situasi duka yang tengah melanda masyarakat Indonesia.
Presiden Brajamusti, Muslich Burhanuddin atau Burhan Thole, menegaskan perayaan tahun ini bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW sehingga perlu dilakukan secara bijak. Ia meminta para anggota merayakan di basecamp masing-masing dengan cara positif.
“Kami meminta laskar Brajamusti merayakan dengan doa bersama atau bakti sosial, bukan konvoi yang bisa mengganggu ketertiban umum,” kata Burhanuddin melalui rilis yang diterima Pandangan Jogja, Kamis (4/9) siang WIB.
Ia menambahkan, usia 96 tahun menjadi momentum refleksi bagi PSIM yang telah melewati perjalanan panjang bersama suporter setia. “Musim ini adalah awal dari penantian dan perjuangan selama 18 tahun di kasta kedua. Kami ingin PSIM tetap menjadi kebanggaan Yogyakarta,” ujarnya.
Nada serupa disampaikan Ketua Umum The Maident, Rendy Agung Prasetya. Menurutnya, perayaan sederhana tetap bisa memberi makna mendalam, apalagi mengingat PSIM kini berhasil kembali ke kasta tertinggi sepak bola nasional.
“96 tahun bukan usia muda. Ada momen kita tertawa, terharu, dan bangga menikmati indahnya setiap kemenangan,” ucap Rendy.
Ia mengakui suporter masih terus belajar untuk lebih dewasa menyikapi setiap hasil pertandingan. Namun, The Maident yakin PSIM akan tumbuh menjadi tim bermental juara. “Selamat ulang tahun PSIM Jogja, semoga kejayaan selalu menyertaimu. Kami akan setia mendampingi,” tutupnya.