Masuk bulan September, hal yang ditunggu itu tak kunjung tiba. Memperpanjang ketidakpastian subsidi motor listrik untuk tahun ini, satu sisi, asosiasi sudah lapang dada jika memang program bantuan pembelian dari pemerintah tersebut tidak terealisasi.
Kilas balik, kala itu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memberi sinyal program subsidi pembelian motor listrik akan diadakan kembali untuk tahun 2025, guna percepatan adopsi kendaraan elektrik murni di Indonesia.
“Subsidi (motor listrik) harusnya masih tetap,” ucap Airlangga ditemui di kantor Kemenko Perekonomian di Jakarta pada awal Februari lalu dikutip dari Antara.
Namun, saat itu Airlangga belum dapat membeberkan detail waktu realisasinya. Dirinya hanya menekankan bahwa rencana subsidi sudah mendapat persetujuan dari pemerintah sehingga disebutnya tidak akan mengganggu program lainnya.
“Mungkin (untuk diperpanjang), karena sudah setuju semua. Jadi program tidak terganggu. Ya, segera begitu PMK (Peraturan Menteri Keuangan) keluar ya (kebijakannya) jalan,” imbuhnya.
Selang beberapa bulan, tepatnya pada Agustus isu tersebut kembali mencuat. Adalah Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza yang mengatakan kebijakan itu diharapkan bisa segera terbit pada bulan Agustus kemarin.
“Insentif (motor listrik) kemungkinan Agustus, yang motor ini masih menunggu satu rakor (rapat koordinasi) lagi di Kemenko Ekonomi,” tutur singkat Faisol Riza ketika ditemui di Kompleks Parlemen Senayan awal pekan Juni lalu.
Diakui Faisol, soal wacana skema pemberian insentif tersebut dikatakan masih tahap ranah diskusi oleh pemerintah. Hanya saja dia memastikan nilai insentif yang diketok akan sama dengan sebelumnya.
“Skemanya lagi didiskusikan nilai totalnya sama, nilai total insentifnya subsidinya sama. Cuma apakah disamakan dengan skema yang lalu atau ada perubahan atau tidak nanti kita putuskan,” terangnya.
Pemberian potongan Rp 7 juta awalnya diberikan dengan kuota 200 ribu unit pada 2023. Hanya saja yang terserap baru 5,7 persen. Diduga karena persyaratan yang ketat dan dikhususkan pada penerima manfaat tertentu yang mengakibatkan penyerapan tak maksimal.
Pada paruh pertama tahun 2025, penjualan motor listrik dilaporkan anjlok dibanding periode Januari-Juli tahun lalu. Ini disampaikan Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), Hanggoro Ananta.
"Ini sebenarnya sudah sejak awal tahun mereka banyak yang bilang (penjualan) drop hampir 70 persen. Faktornya ya karena kemarin kan ada bantuan pembelian lalu sekarang sedang tidak ada, pasti dari market behavior berbeda," ucap Hanggoro kepada kumparan.
Jelang akhir bulan Agustus, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin, Mahardi Tunggul Wicaksono kembali menyinggung kelanjutan dari rencana program subsidi motor listrik untuk tahun ini.