Jakarta (ANTARA) - Batu ginjal merupakan salah satu gangguan kesehatan yang cukup sering terjadi, namun kerap disepelekan hingga menimbulkan rasa sakit luar biasa. Kondisi ini muncul ketika zat-zat sisa dalam urine mengendap dan membentuk kristal keras di dalam ginjal.
Meski terdengar sederhana, batu ginjal dapat menimbulkan komplikasi serius bila tidak ditangani dengan tepat. Lantas, apa sebenarnya batu ginjal itu? Simak penjelasan medis-nya berikut ini, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Mengenal batu ginjal
Batu ginjal, dalam istilah medis disebut nefrolitiasis atau kalkuli renalis, adalah kondisi ketika terbentuk massa padat menyerupai batu di dalam ginjal. Batu ini berasal dari tumpukan garam dan mineral yang ada pada organ tersebut, dan bisa juga muncul di sepanjang saluran kemih.
Terjadinya batu ginjal disebabkan oleh sisa metabolisme dalam darah yang membentuk kristal lalu menumpuk di ginjal. Beberapa zat, seperti kalsium dan asam oksalat, dapat menjadi penyebab utama terbentuknya batu. Lama-kelamaan, endapan tersebut semakin mengeras hingga menyerupai batu.
Batu yang sudah terbentuk bisa tetap berada di ginjal atau bergerak ke saluran kemih. Jika ukurannya kecil, biasanya bisa keluar bersama urine tanpa menimbulkan rasa sakit. Tetapi, bila batu berukuran besar, pergerakannya dapat menyumbat aliran urine di ginjal, ureter, kandung kemih, maupun uretra, sehingga menimbulkan rasa nyeri.
Cara mendiagnosa batu ginjal
Kalau seseorang menunjukkan gejala yang mengarah pada batu ginjal, biasanya dokter akan melakukan beberapa jenis pemeriksaan untuk memastikan diagnosis, antara lain:
• Tes urine
Pemeriksaan ini bisa menunjukkan adanya infeksi atau perdarahan. Selain itu, ada juga tes urine 24 jam yang dilakukan untuk melihat kadar mineral maupun garam, sehingga bisa diketahui risiko terbentuknya batu ginjal kembali. Dari tes ini juga dapat terdeteksi adanya kristal, darah, atau tanda infeksi.
• Tes darah
Melalui tes darah, dokter bisa mengecek kadar kalsium, asam urat, dan kreatinin. Hasilnya membantu mengetahui kondisi yang memicu terbentuknya batu serta melihat apakah ada komplikasi yang muncul.
• Pemeriksaan pencitraan
Pemeriksaan dengan CT scan, USG, atau foto rontgen dapat membantu menemukan batu ginjal, termasuk ukuran dan letaknya.
• Analisis batu
Jika pasien berhasil mengeluarkan batu, sampel tersebut bisa diperiksa di laboratorium untuk mengetahui jenis batunya.
Dari hasil berbagai pemeriksaan tersebut, nantinya dokter dapat menentukan langkah penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi dari pasien. Penanganan ini bisa berupa pemberian obat-obatan untuk membantu mengurangi batu, terapi untuk mengurangi gejala, hingga prosedur medis tertentu apabila batu berukuran besar dan sulit keluar dengan sendirinya. Oleh karena itu, dengan diagnosis yang tepat sejak awal, risiko akan komplikasi akibat dari penyakit batu ginjal dapat diminimalisasi agar tidak semakin buruk.
Baca juga: Mengenali gejala batu ginjal untuk cegah komplikasi
Baca juga: 7 cara efektif cegah batu ginjal sejak dini
Baca juga: Jenis-jenis batu ginjal dan faktor penyebabnya yang perlu diketahui
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.