Jakarta (ANTARA) - Batu ginjal merupakan salah satu gangguan kesehatan pada saluran kemih yang cukup sering terjadi. Kondisi ini muncul ketika mineral atau zat kimia tertentu dalam urine mengendap lalu mengeras, sehingga membentuk batu.
Menariknya, tidak semua batu ginjal sama. Ada beberapa jenis batu ginjal dengan penyebab dan karakteristik yang berbeda. Memahami jenis-jenisnya penting, karena hal ini dapat membantu dalam menentukan penanganan yang tepat sekaligus mencegah kekambuhan di kemudian hari.
Berikut ini adalah jenis-jenis dan penyebab seseorang mengalami penyakit ginjal, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Jenis-jenis batu ginjal
Ada beberapa jenis batu ginjal yang umum dijumpai, di antaranya:
1. Batu struvit
Jenis batu ini biasanya muncul sebagai reaksi tubuh terhadap infeksi saluran kemih. Batu struvit bisa berkembang dengan cepat dan ukurannya membesar, sehingga berpotensi menimbulkan keluhan maupun gangguan pada saluran kemih.
Baca juga: Pola hidup sedentari dan obesitas jadi pemicu penyakit batu ginjal
2. Batu sistin
Batu ginjal ini terbentuk pada penderita kelainan genetik langka yang disebut cystinuria. Kondisi tersebut membuat ginjal mengeluarkan terlalu banyak asam amino tertentu sehingga memicu terbentuknya batu.
3. Batu asam urat
Batu jenis ini umumnya terbentuk ketika tubuh kehilangan banyak cairan, misalnya akibat diare kronis atau gangguan penyerapan. Mengonsumsi makanan tinggi protein, memiliki diabetes, sindrom metabolik, maupun faktor keturunan juga dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu asam urat.
4. Batu kalsium
Ini merupakan jenis batu ginjal yang paling sering terjadi. Biasanya berbentuk kalsium oksalat, yaitu zat yang diproduksi secara alami oleh hati atau berasal dari makanan yang dikonsumsi. Selain itu, batu kalsium juga bisa muncul dalam bentuk kalsium fosfat.
Baca juga: Cara pengobatan batu ginjal yang efektif sesuai ukuran dan keparahan
Faktor resiko dan penyebab batu ginjal
Menurut situs Rumah Sakit Pondok Indah, batu ginjal terjadi akibat meningkatnya kadar zat kimia tertentu dalam urine, seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat. Zat-zat tersebut sulit larut sehingga ketika jumlahnya berlebihan, mereka akan mengendap dan membentuk kristal menyerupai batu di ginjal. S
Selain itu, kondisi ini juga bisa dipicu oleh kurangnya zat alami dalam urine yang berfungsi mencegah pembentukan kristal. Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami batu ginjal, antara lain:
1. Riwayat keluarga
Jika ada anggota keluarga yang pernah menderita batu ginjal, kemungkinan untuk mengalaminya juga menjadi lebih besar.
2. Kurang minum air putih
Asupan cairan yang tidak cukup membuat tubuh kesulitan melarutkan mineral dalam urine.
3. Konsumsi garam berlebih
Pola makan tinggi garam dapat memperbesar peluang terbentuknya batu ginjal.
Baca juga: 7 pantangan makanan dan gaya hidup untuk penderita batu ginjal
4. Obesitas
Kelebihan berat badan juga menjadi salah satu faktor yang berkontribusi.
Selain itu, ada beberapa penyebab umum lain yang juga dikaitkan dengan batu ginjal, seperti:
• Mengonsumsi suplemen vitamin C secara berlebihan.
• Kekurangan kalsium dari makanan sehari-hari.
• Asupan oksalat atau protein dalam jumlah berlebih.
• Pemakaian obat-obatan tertentu, misalnya triamterene, obat anti kejang, dekongestan, kortikosteroid, hingga protease inhibitor.
• Diare berkepanjangan yang memicu dehidrasi.
• Kondisi medis tertentu, misalnya operasi bypass lambung, peradangan usus, atau diabetes.
Semua faktor dan penyebab tersebut dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal jika tidak diimbangi dengan gaya hidup sehat dan pola makan yang seimbang. Karena itu, mengenali penyebabnya sejak dini menjadi langkah penting untuk mencegah batu ginjal berkembang lebih parah di kemudian hari.
Baca juga: Perbedaan batu ginjal dan batu empedu
Baca juga: Dokter: Terlalu lama duduk dapat sebabkan batu ginjal
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.