Jakarta (ANTARA) - Batu ginjal termasuk salah satu penyakit yang sering menimbulkan rasa nyeri hebat dan membuat penderitanya tidak nyaman beraktivitas. Selain menjalani pengobatan medis, menjaga pola makan serta gaya hidup juga memegang peranan penting agar kondisi tidak semakin parah.
Ada sejumlah makanan dan kebiasaan tertentu yang sebaiknya dihindari karena bisa memicu pembentukan batu ginjal maupun memperbesar risiko kambuh.Untuk itu, penting bagi penderita batu ginjal mengetahui pantangan apa saja yang harus diwaspadai.
Berikut ini tujuh pantangan utama yang sebaiknya dijauhi agar kesehatan ginjal tetap terjaga dan proses pemulihan bisa berjalan lebih baik, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Pantangan bagi penderita batu ginjal
1. Makanan dengan kandungan garam tinggi
Terlalu banyak mengonsumsi garam (natrium) bisa meningkatkan kadar kalsium dalam urine. Kondisi ini membuat risiko terbentuknya batu ginjal semakin besar. Selain itu, kadar natrium yang berlebihan juga dapat menurunkan produksi sitrat di ginjal, sehingga pH urine menjadi lebih asam dan memicu pembentukan batu.
Idealnya, penderita batu ginjal hanya mengonsumsi garam sekitar 2,3 gram per hari. Namun, bila masalah batu ginjal sebelumnya dipicu oleh asupan garam, jumlahnya sebaiknya dibatasi hingga 1,5 gram saja.
Baca juga: Ketahui apa itu batu ginjal dan cara pengobatannya
2. Makanan tinggi oksalat
Oksalat adalah senyawa alami yang banyak terkandung dalam buah, sayuran, kacang, dan biji-bijian. Penderita batu ginjal sebaiknya mengurangi makanan tinggi oksalat karena senyawa ini dapat menumpuk dan membentuk batu. Beberapa makanan yang kaya oksalat antara lain cokelat, ubi jalar, bayam, bit, dan almond,
3. Kurang minum air
Tidak mencukupi kebutuhan cairan tubuh adalah kebiasaan yang berisiko memperburuk batu ginjal. Saat tubuh kekurangan cairan, zat sisa sulit dikeluarkan melalui urine, sehingga batu bisa bertambah besar.
Minum cukup air, sekitar dua liter setiap hari, dapat membantu melarutkan zat-zat kimia penyebab batu sekaligus mempermudah pengeluaran batu ginjal yang berukuran kecil.
4. Suplemen vitamin C berlebihan
Asupan vitamin C dari suplemen sebaiknya dibatasi. Mengonsumsi lebih dari 500 mg per hari bisa berbahaya bagi penderita batu ginjal karena sebagian vitamin C akan diubah menjadi oksalat oleh ginjal. Untuk kebutuhan harian, lebih baik mendapatkan vitamin C dari buah dan sayur segar dibandingkan dari suplemen.
Baca juga: Perbedaan batu ginjal dan batu empedu
5. Minuman dengan gula tinggi
Terlalu banyak gula dapat meningkatkan risiko diabetes dan membuat urine menjadi lebih asam, yang akhirnya memperbesar kemungkinan terbentuknya batu ginjal. Minuman manis seperti minuman boba, teh manis, coklat panas,, jus kemasan, hingga es krim perlu dihindari. Begitu juga dengan makanan tinggi gula seperti permen, saus kemasan, selai, dan kue instan.
6. Obat-obatan tertentu
Ada beberapa jenis obat yang berpotensi memicu batu ginjal bila dikonsumsi secara berlebihan atau tanpa pengawasan dokter. Beberapa di antaranya adalah antibiotik (misalnya ciprofloxacin dan sulfonamida), antasida, aspirin, serta obat diuretik tertentu. Karena itu, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan tersebut agar bisa diberikan alternatif yang lebih aman.
7. Konsumsi protein hewani berlebih
Asupan protein hewani yang terlalu banyak, seperti daging merah, ayam, telur, maupun seafood, dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh sekaligus menurunkan zat pelindung yang berfungsi mencegah pembentukan batu ginjal.
Meski begitu, protein tetap dibutuhkan tubuh. Sebagai alternatif, Anda bisa mengganti sebagian kebutuhan protein dengan sumber nabati, seperti kacang-kacangan, kacang polong, dan lentil, yang lebih aman untuk kesehatan ginjal.
Baca juga: Pola hidup sedentari dan obesitas jadi pemicu penyakit batu ginjal
Baca juga: Dokter: Dehidrasi berkepanjangan tingkatkan risiko batu saluran kemih
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.