Pelatih Timnas Indonesia U-23 sebelumnya mengeluhkan minimnya menit bermain pemain muda di kompetisi Super League 2025/26. Kondisi tersebut dinilai memengaruhi penampilan skuad Garuda Muda di turnamen Kualifikasi Piala Asia 2026.
Menanggapi hal itu, pelatih Persija Jakarta, Mauricio Souza, menilai solusi terbaik bukan memaksa klub memainkan pemain muda, melainkan menghadirkan wadah kompetisi khusus U-23. Ia menambahkan, keberadaan kompetisi tersebut akan memberi ruang tampil yang lebih konsisten bagi pemain muda tanpa membebani klub Super League.
"Kalau memang Indonesia menilai pemain U-23 kurang menit bermain, harus dibuat kompetisi khusus U-23. Di Eropa atau Amerika Selatan tidak ada aturan yang mewajibkan pemain U-23 harus bermain di liga utama," kata Souza seusai latihan bersama Persija Jakarta di Persija Training Ground, Bojongsari, kamis (4/9).
"Kalau ada kompetisi U-23, tentu mereka bisa bermain lebih banyak. Sekarang klub tidak akan memaksakan memainkan pemain U-23 hanya demi timnas," ujar Souza.
Pendekatan serupa telah diterapkan di berbagai negara, termasuk di Eropa dan wilayah lain, di mana kompetisi khusus U-23 seperti Premier League International Cup atau GCC U-23 Championship yang memberikan ruang bagi pemain muda untuk mengasah kemampuan tanpa memaksa integrasi langsung ke liga utama.
Data dari liga-liga top menunjukkan bahwa pemain U-23 di kompetisi seperti English Premier League mendapatkan median menit bermain hingga 890 menit per musim, yang lebih tinggi dibandingkan liga lain tanpa wadah khusus, sehingga meningkatkan kesiapan mereka untuk level internasional.