Relawan dari puluhan negara yang tergabung dalam Global Sumud Flotilla mengikuti Pelatihan Non-Kekerasan dalam misi kemanusiaan Menembus Blokade Gaza di Gedung General Union of Tunisian Worker, Tunisia, Selasa (2/9/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Pemerintah Israel kian serius melakukan rencana pencegahan Global Sumud Flotilla, armada puluhan kapal yang akan berupaya menembus Gaza. Beberapa jam sebelum kapal-kapal gelombag pertama bertolak, militer Israel dilaporkan mulai melakukan latihan militer.
Tentara Israel mengatakan pada Rabu bahwa divisi angkatan lautnya melakukan latihan maritim dua hari lalu. Menurut The Times of Israel, pasukan angkatan laut mempraktikkan “berbagai skenario pertempuran”.
Global Sumud Flotilla telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak menimbulkan ancaman bagi Israel dan hanya berusaha membuka koridor kemanusiaan ke Gaza, tempat sekitar dua juta warga Palestina kelaparan di bawah pengepungan Israel.
Para aktivis tersebut berlayar melalui perairan internasional, yang berarti Israel tidak memiliki yurisdiksi hukum untuk mencegat kapal mereka.
Namun, Israel masih mencegat kapal-kapal sebelumnya yang mencoba mencapai Gaza sebagai bagian dari blokade maritimnya terhadap Jalur Gaza. Yang terbaru, Handala, dicegat oleh pasukan Israel sekitar 160 mil laut di lepas pantai Gaza pada bulan Juni.
Rute Perjalanan Armada Keteguhan
Global Sumud Flotilla telah meminta negara-negara Eropa untuk melindunginya menyusul apa yang digambarkan oleh penyelenggara di media sosial sebagai ancaman dari Israel.
Berlayar dari Barcelona dalam perjalanan ke Gaza semalam malam, armada tersebut bertemu dengan sejumlah drone tak dikenal yang tetap melayang di atas kapal selama beberapa waktu.
Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir juga mengancam akan memperlakukan sukarelawan armada tersebut sebagai “teroris” jika mereka melanjutkan perjalanan untuk mengirimkan makanan dan obat-obatan ke daerah kantong yang terkepung.
Ben-Gvir sebelumnya dihukum di Israel karena menghasut rasisme, menghancurkan properti, memiliki materi propaganda organisasi “teror” dan mendukung organisasi “teror”.
Francesca Albanese, pelapor khusus PBB untuk wilayah pendudukan Palestina, telah menyampaikan pesan dukungan kepada kru Sumud, dengan mengatakan misi mereka “sepenuhnya sesuai dengan hukum internasional”.
“Setiap upaya untuk mencegat dan menghentikan armada yang sedang menuju Gaza mungkin merupakan agresi dan pelanggaran hak awak kapal berdasarkan hukum maritim internasional,” kata Albanese dalam pesan video yang dibagikan di media sosial. “Bersama-sama kita harus mendobrak pengepungan ini.”